Graduation tampaknya menjadi momen yg paling ditunggu-tunggu ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ini adalah momen paling membahagiakan sebagai penkamu keberhasilan meraih gelar Lulusan setelah beberapa tahun kuliah. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya Graduation bukan akhir dari perjuangan, melainkan sebuah awal untuk menuju kehidupan yg sesungguhnya.
Setelah Graduation, Kamu dihadapkan pada berbagai pilihan
dan masalah hidup. Salah satu masalah yg sering dihadapi oleh Lulusan muda
yaitu sulitnya menbisakan Profesi sehingga menyebabkan kita menjadi jobless.
Berikut ini beberapa sebab yg membuat Lulusan muda menjadi jobless setelah Graduation.
Kurangnya Pengalaman yg Dimiliki
Tidak bisa dipungkiri bahwa suatu Company biasanya mencari
tenaga kerja yg sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Hal tersebut tentu
menjadi tantangan sekaligus kendala bagi para Lulusan muda yg baru lulus
kuliah. Kemungkinannya untuk diterima kerja pada suatu Company akan semakin
menipis karena harus bersaing dengan orang yg sudah berpengalaman.
Lamaran Lulusan muda yg baru Graduation (fresh graduate)
akan lebih sering ditolak karena tidak memenuhi kriteria yg dicari oleh Company,
yaitu berpengalaman. Rata-rata sebuah Company mencari pelamar kerja yg sudah
memiliki pengalaman sekitar 1-2 tahun. Tentunya pengalaman selama itu belum
dimiliki oleh Lulusan muda yg baru lulus, bukan? Oleh sebab itu, banyak yg
akhirnya menjadi jobless.
Tidak sedikit pula Company yg menganggap bahwa Lulusan yg
baru Graduation tidak memiliki pengalaman bekerja, sehingga lamarannya tidak
dipertimbangkan. Pengalaman kerja yg dibisa ketika magang atau KKN selama
kuliah ternyata masih kurang untuk meyakinkan para perekrut. Angka jobless
setiap tahunnya pun bertambah karena banyak Lulusan yg setelah Graduation mejobless.
Baca juga : Tujuan Kemasan Produk
Fokus kerja online
Kita dulu setelah lulus kuliah juga kerja online, bahasa
kerennya freelance sebagai blogger. Alhamdulillah blog kita incomean meskipun
sering dikatain jobless hehe
Kalau sekarang sih Alhamdulillah blog-blog yg kita miliki
sudah passive income setiap bulan sehingga kita bisa fokus bekerja sebagai
CPNS.
Update skill
Dulu selama kuliah kita cuma main game dan nongkrong di cafe,
begitu lulus bingung memilih opsi Profesi karena tidak memiliki kriteria skill yg
dibutuhkan. Tidak ada salahnya mejobless selama 1 tahun untuk mengupgrade skill
diri melalui kursus programmer, pelatihan teknik mesin atau mempelajari
beberapa skill sekaligus
Resiko jadi Anak Kuliah kupu-kupu ya begini, semasa kuliah
enggan belajar, giliran jobless terpaksa harus belajar dan memperbanyak skill
Terlalu Banyak Memilih Profesi
Penyebab berikutnya yg menjadikan banyak Lulusan muda jobless
setelah Graduation adalah terlalu banyak memilih. Menbisakan Profesi impian
tentu menjadi dambaan bagi setiap orang, khususnya Lulusan muda. Namun, banyak yg
terlalu memilih dalam hal Profesi sehingga menyebabkan dirinya menjadi seorang jobless.
Memilih Profesi yg sesuai dengan keinginan memang tidak
semudah yg dibaygkan. Tidak sedikit Lulusan muda yg terlalu pemilih terhadap
jenis Profesi sehingga tidak mau mencoba peluang yg ada. Kesempatan untuk
mencoba bidang lain yg tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya sebenarnya bukan
hal yg perlu dipermasalahkan terlalu dalam.
Penting untuk diketahui bahwa IPK yg tinggi bukan jaminan
untuk menbisakan Profesi yg layak dengan cepat. Pada kenyataannya, banyak Lulusan
yg merasa percaya diri bahwa IPK tinggi yg dimilikinya bisa membantunya menbisakaan
Profesi yg diimpikan. Oleh sebab itu, ketika ada peluang lain yg datang kita
tidak mau mencobanya karena dirasa tidak cocok dengan keinginan.
Terlalu banyak memilih jenis Profesi memang menjadi salah
satu faktor yg sering dialami oleh Lulusan muda yg baru Graduation. Tidak hanya
jenis Profesi, besaran income yg ditawarkan juga sering menjadi bahan
pertimbangan para Lulusan muda dalam memilih Profesi. Apabila income yg
ditawarkan dirasa kurang, maka kita akan memilih untuk menolaknya sehingga
menjadi jobless (sok jual mahal)
Kurangnya Skill yg Memadai
Kurangnya skill yg memadai juga menjadi penyebab banyaknya Lulusan
muda yg menjadi jobless setelah Graduation. Sebagaimana diketahui bahwa skill
akademik maupun non akademik bisa menunjang Profesi yg dibisakan oleh seorang Lulusan.
Apabila skill yg dimiliki kurang memadai, maka kesempatan untuk menbisakan Profesi
akan semakin kecil.
Selesai kuliah dan Graduation ternyata tidak selalu menjadi
jaminan bagi seseorang bahwa kita telah memiliki skill yg memadai dan siap masuk
ke dunia kerja. Banyak yg telah Graduation namun skill yg dimiliki masih jauh
dari kata cukup
Skill para pelamar kerja tentu menjadi pertimbangan Company.
Kurangnya skill yg dikuasai inilah yg pada akhirnya menjadikan kesempatan
bekerja menjadi terhalang.
Sebagai pelamar kerja, para Lulusan harus mampu mengukur dan
mempertimbangkan skill yg dimiliki dengan Profesi yg hendak dilamar. Apabila skill
yg dimiliki belum memadai dan sesuai dengan kriteria untuk suatu posisi, maka
secara otomatis dia tidak akan dilirik oleh Company yg sedang membuka lowongan Profesi.
Ketika membuka lowongan Profesi, biasanya sebuah Company
memberikan kriteria skill apa saja yg harus dimiliki oleh para pelamarnya. Oleh
sebab itu, dalam melamar sebuah Profesi, Kamu harus menyesuaikan skill yg
dimiliki dengan kriteria yg diperlukan agar kesempatan untuk diterima menjadi
lebih besar.
Orang Tua Kurang Mendukung
Menjadi jobless setelah Graduation ternyata tidak selalu
disebabkan oleh diri sendiri, tetapi faktor orang tua yg kurang mendukung juga
memberikan pengaruh besar. Ketika Lulusan muda telah menemukan Profesi yg
diinginkannya, tidak sedikit yg bertentangan dengan kehendak orang tua sehingga
tidak menbisa dukungan penuh dari keluarga.
Kurangnya dukungan orang tua tentunya akan membuat seorang Lulusan
berpikir ulang untuk mengambil peluang Profesi yg telah dibisakannya.
Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua orang tua akan mendukung keputusan
anaknya untuk memilih sebuah Profesi. Ada beberapa orang tua yg masih mengatur
anaknya termasuk dalam hal Profesi.
Keinginan orang tua yg bertentangan dengan Anak sebagai Lulusan
muda tentu akan menjadi hal yg sulit untuk menbisakan Profesi dan pada akhirnya
menjadi jobless. Saat ini, banyak orang tua yg tidak ingin apabila anaknya
bekerja pada Company yg biasa-biasa saja. Banyak yg berharap kepada anaknya yg
telah Graduation tersebut agar kelak bekerja pada sebuah Company besar dan
terkenal.
Ketika Kamu sebagai anak belum menbisakan Profesi yg layak
dan sesuai keinginan orang tua, maka bagi kita lebih baik Kamu jobless untuk
sementara waktu. Dukungan dari orang tua memang penting dalam hal apapun,
termasuk dalam hal Profesi. Kamu yg tidak ingin melawan keinginan orang tua pun
terpaksa untuk memilih menjadi jobless setelah Graduation.
Sudah Nyaman Jobless dan Malas
Penyebab selanjutnya yg cukup berbahaya dan sering dialami
oleh para Lulusan muda yg baru Graduation yaitu sudah terlalu nyaman mejobless
dan malas. Nyaman menjadi seorang jobless bisa terjadi apabila Kamu sudah
terlalu lama jobless sehingga merasa malas untuk mengurus berkas-berkas yg
diperlukan untuk melamar Profesi.
Rasa nyaman dan malas juga bisa disebabkan karena terlalu
lama tidak menbisakan Profesi yg dilamar. Semakin lama Kamu akan merasa jenuh
dan malas untuk mengurus berkas-berkas lamaran lainnya. Pada akhirnya, Kamu
sebagai Lulusan muda merasa nyaman menjadi jobless karena tidak terikat kontrak
dengan Company manapun.
Beberapa dari Kamu mungkin berpikir bahwa menjadi seorang Lulusan
muda yg baru Graduation bukanlah hal yg terlalu buruk. Usia yg masih muda
menjadikan Kamu santai dalam menjalani hidup setelah Graduation, termasuk dalam
mencari Profesi. Menjadi seorang jobless artinya Kamu masih bebas untuk pergi
kemana saja dan kapan saja tanpa perlu memikirkan beban Profesi yg menumpuk
Ada lagi pemikiran yg bisa mempengaruhi carier masa depan Kamu,
yaitu berkeyakinan bahwa Profesi dan rezeki yg telah ditakdirkan untuk Kamu
tidak akan menjadi milik orang lain. Rasa nyaman dan malas tersebut akan
semakin menjadi-jadi
Pengetahuan sudah kadaluarsa
Terlalu lama mejobless menyebabkan pengetahuan yg dimiliki
perlahan sudah kadaluarsa, jaman masih kuliah kamu belajar tentang PHP 5
Codeigniter 2, sekarang sudah pakai PHP 7 codeigniter 6 sehingga kamu merasa pengetahuan
yg dimiliki sudah kadaluarsa dan tidak sesuai kriteria lowongan
Pengetahuan seperti matematika kita rasa tidak terlalu
banyak mengalami perubahan karena teorinya itu-itu saja tetapi untuk Lulusan IT
akan terus mengalami perkembangan. Jaman kita kuliah dulu belum diajarkan
materi AI kecerdasan buatan, data mining belum ada, apalagi robotik. Kalau
sekarang jurusan IT sudah macam-macam matakuliahnya
Kalau jaman kita dulu mentok pemrograman web dan android
saja, kalau disesuaikan dengan kriteria lowongan programmer sekarang pasti
kurang memenuhi syarat karena yg dicari selain ahli database, perancangan
system, javascript, php, android, java, semuanya disebutkan. Artinya,
programmer serba bisa punya peluang lebih besar ketimbang programmer yg
menguasai 1-2 bahasa pemrograman saja
Tidak punya etika sopan santun
Generasi millenial jaman sekarang darurat akhlak dan sopan
santun, ketika menghubungi HRD tidak menggunakan tutur bahasa yg sopan, kita
mengawalinya dengan pesan pembuka “hello, incomenya berapa, lokernya masih ada
gak, bisa ngga langsung jadi staff, kok incomenya kecill” dan lainnya
Ada Anak Kuliah yg menyombongkan reputasi kampus dan IPK
ternyata setelah ditest skillnya cuma sampah nggak guna tidak sesuai kriteria Profesi.
Kalau perilakunya sudah terlihat buruk diawal-awal sebelum bekerja bagaimana
nanti ketika sudah bekerja? temperamen, menjadi beban bagi rekan kerja yg lain
dan sebagainyaKita pribadi kurang menyukai lulusan Lulusan muda yg tidak punya
ahlak
Bosan hidup dan menjadi nolep
Kerjaannya seharian cuma makan tidur dirumah, gerak aja
males. Dijepang kita dikenal sebagai hikimori dan spesiesnya cukup banyak
Kalau di indonesia kita rasa tetap ada beberapa biji, kita
ini termasuk introvert parah yg tidak memiliki teman sehingga kurang menbisa
informasi seputar lowongan Profesi